Istighosah dan Doa Bersama MA dan MTsS Al Mahrusiyah Lirboyo: Ikhtiar Spiritual Menjaga Kedamaian Indonesia

Istighosah dan Doa Bersama MA dan MTs Al Mahrusiyah Lirboyo: Ikhtiar Spiritual Menjaga Kedamaian Indonesia

Gambar 1. Kegiatan Istighosah dan Do’a Bersama (Dok. Pribadi)

Kediri – Ratusan santri Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Mahrusiyah Lirboyo Kediri menggelar kegiatan Istighosah dan Do’a bersama sebagai bentuk ikhtiar spiritual untuk menjaga kedamaian dan persatuan bangsa Indonesia, pada Rabu (3/9).

Suasana penuh khidmat menyelimuti jalannya acara. Dipimpin langsung oleh para pendidik dan tenaga kependidikan dibawah naungan yayasan Al Mahrusiyah Lirboyo, lantunan doa serta dzikir bergema dari bibir para santri. Dengan penuh pengharapan, mereka menundukkan hati seraya berdoa untuk negeri tercinta.

Doa dalam Perspektif Al-Qur’an

Al-Qur’an menegaskan pentingnya berdoa sebagai bentuk penghambaan. Allah Swt. berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَࣖ ۝٦٠

Terjemahanya : Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina. (QS. Ghafir [40]: 60).

Ayat tersebut menunjukkan bahwa doa merupakan perintah langsung dari Allah dan menjadi jalan untuk mendapatkan pertolongan-Nya. Dalam konteks kebangsaan, doa bersama menjadi simbol kepedulian umat agar bangsa tetap dalam suasana damai.

Demikian pula firman Allah yang berbunyi:

وَاِنْ جَنَحُوْا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ۝٦١

Terjemahnya : Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Anfal [8]: 61).

Ayat ini menegaskan bahwa perdamaian adalah cita-cita mulia dalam Islam, sehingga usaha mewujudkan kedamaian, termasuk lewat doa dan istighosah, sejalan dengan ajaran Al-Qur’an.

Do’a dalam Tradisi Pesantren

Kekuatan doa juga banyak ditekankan dalam khazanah klasik Islam. Imam al-Ghazali dalam Ihyā’ ‘Ulūm ad-Dīn menulis bahwa “doa adalah senjata seorang mukmin, tiang agama, dan cahaya bagi langit dan bumi.” Ungkapan ini menggambarkan bahwa doa bukan sekadar ibadah biasa, tetapi juga benteng spiritual yang mampu menjadi penopang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Imam an-Nawawi dalam Al-Adzkar juga menjelaskan pentingnya mendoakan orang lain: “Seorang muslim dianjurkan mendoakan saudaranya sesama muslim, sebab doa itu mustajab meski yang didoakan berada jauh darinya.” Hal ini menunjukkan bahwa doa bersama yang digelar oleh MA dan MTs Al Mahrusiyah memiliki nilai yang sangat besar: tidak hanya untuk kebaikan diri, tetapi juga untuk bangsa dan negara.

Santri dan Peran Kebangsaan

Menurut salah satu pendidik, kegiatan istighosah ini adalah bagian dari kontribusi pesantren terhadap bangsa. Santri dididik bukan hanya untuk menguasai ilmu agama, tetapi juga agar peduli terhadap kondisi sosial dan kebangsaan. Dengan doa, mereka berusaha meneguhkan rasa cinta tanah air dan sikap nasionalisme serta memperkuat semangat persatuan dan kesatuan.

Selain sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Swt, do’a bersama ini juga menjadi wahana memperkokoh ikatan antar-santri. Kebersamaan dalam berdo’a menghadirkan energi spiritual kolektif yang dapat memperkuat solidaritas dan kepedulian sosial.

Melalui istighosah dan doa bersama, MA dan MTs Al Mahrusiyah Lirboyo Kota Kediri meneguhkan perannya sebagai penjaga moral dan spiritual umat. Dari pesantren, doa dipanjatkan; dari santri, lahir harapan untuk bangsa yang damai, rukun, dan penuh keberkahan.

by: Muhammad Ulin Nuha